SahabatQQ

SahabatQQ

Post Page Advertisement [Top]

SahabatQQ
Cerita Sex - Budi, 33 thn, adalah teman sekantor suamiku yg seumuran dengan suamiku sedangkan aku berumur 29 thn, Mereka sering tenis bersama, entah mengapa setiap Budi kerumah menjemput suamiku ia selalu meyapaku dengan senyumnya yg khas, tatapan matanya yg dalam selalu menatapku sedemikian rupa apalagi sewaktu aku memakai daster yg agak tipis tatapannya seakan menembus menjelajahi sekujur tubuhku. Aku benar-benar risih oleh perlakuannya, sejujurnya aku juga merasakan sesuatu yg aneh pada diriku, walaupun aku telah menikah 3 thn yg lalu dengan suamiku, aku merasakan ada suatu getaran dari lubuk hatiku ditatap sedemikian rupa oleh Budi.


Pada suatu hari suamiku pergi keluar kota utk urusan pekerjaan selama 1 minggu. Pas hari minggu Budi datang kerumah maksud hati ingin mengajak suamiku tenis, pada waktu itu aku sedang olahraga dirumah dengan mengenakan hot pant ketat dan kaos diatas perut. Ketika kubuka pintu utknya ia terpana melihat lekuk tubuhku yg sexy tercetak jelas di kaos dan celana pendekku yg serba ketat itu. Darahku berdesir merasakan tatapannya yg tajam itu. Kukatakan padanya suamiku sedang keluar kota sejak dua hari yg lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yg khas tak terlihat adanya kekecewaan diraut wajahnya, tiba-tiba ia berkata..

“Luna mau nggak gantiin suamimu, main tenis denganku…” giliranku yg terpana selama menikah belum pernah aku pergi keluar dengan laki-laki selain suamiku tetapi jujur saja aku senang mendengar ajakannya, dimataku Budi merupakan figure yg cukup ‘gentleman’

Sementara aku masih ragu tiba-tiba dengan yakin ia berkata.

“Cepat ganti pakaian aku tunggu disni…” entah apa yg mendorongku utk menrima ajakannya aku langsung mengangguk sambil melangkah kekamarku utk ganti pakaian.

Dikamar Aku termangu hatiku dagdigdug seperti anak SMU sedang berpacaran lalu aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju tenisku lalu ketemukan rok tenis putihku yg supermini lalu kupakai dengan blous ‘you can see’ setelah itu kupakai lagi sweater, wouw.. cukup seksi juga aku ini.., setelah itu aku pakai sepatu olahragaku lalu cepat cepat aku temui Budi didepan pintu

“..Ayo Bud aku sudah siap..” Budi hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya terlihat naik turun.

Singkat kata aku bermain tenis dengannya dengan penuh ceria, kukejar bola yg dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan aku biarkan matanya menatap CDku, ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya menatap pantatku yg padat bulat ini.

Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga aku jatuh terkilir, Budi menghampiriku lalu mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Budi utk mampir dan ia menerimanya dengan senang hati. Budi memapahku sampai ke kamar, lalu membantuku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, Budi mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri. Ia agak tersentak melihatku, karena aku telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal memakai blous “you can see” longgar yg membuat ketiak dan toketku yg putih mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga menarik rokmini olahragaku hingga pahaku yg juga putih mulus itu terbuka utk menggoda matanya.

Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman kepadaku. Memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak kaku tetapi disertai sikap yg lembut, kombinasi yg tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yg mendorongku utk melakukan sesuatu hal yg seharusnya tdk dilakukan oleh seorang wanita yg sudah bersuami. Aku menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai ucapan terimakasihku. Budi terkejut, namun tak berusaha menghindar bahkan ia menggerakan wajahnya sehingga bibirku beradu dengan bibirnya. Kewanitaanku bangkit walaupun aku tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari ia mencium bibirku beberapa saat sebelum akhirnya aku merespon dengan hisapan lembut pada bibir bawahnya yg basah.

Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yg lebih dulu melepas ciuman hangat kami.

“Bud..” kataku ragu.

Kami saling menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberi jawaban dan keputusan yg sama dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yg memulai, aku dan Budi saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.

Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Budi mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku semakin melayang perasaanku, dan menikmati kelembutan yg memancing gairah ini. Kembali Budi yg melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yg menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku. SahabatQQ


Budi mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yg serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yg mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai barang milikku yg paling sensitif yg masih terbalut CD itu dengan lembut namun pasti.

“Mmhh.. Budiiii..sudah terlalu jauh Bud..” desahku di sela-sela ciuman panas kami.

Aku agak lega saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari kepalaku. Toketku yg montok dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku yg tipis dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku, namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, utk kembali lagi ke bibir dan lidahku.

Permainannya yg lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yg saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama ia pun memutuskan utk mengalihkan godaan bibirnya ke toketku yg masih terbalut BHku.

Diciumi toketku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku utk melepas kait BH-ku. Sama sekali tdk ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke lantai sambil tdk buang waktu lagi mulai menjilati putingku yg memang sudah menginginkan ini dari tadi.

“Ooohh.. sshh.. aachh.. Budiii..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yg basah dan kasar menggesek putingku yg terasa sangat peka.

Budi menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku yg sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yg semakin lama semakin menggelora ini,

“..Oooh Budi suuddhaah.. Budd.. stoop..!!” tetapi Budi terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini ia benar-benar telanjang bulat.

Penisnya yg besar dan berotot mengacung tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari penis suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan. Oh..tak kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yg hanya ingin mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut sedemikian jauh.

Budi melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yg basah dan lidahnya yg kasar menghantarkan rangsangan hebat yg merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yg sesekali melibas pinggiran CD ku, semili lagi menyentuh bibir vaginaku. Yg bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yg salah.

Akhirnya, dengan menyibakkan CDku, Budi mengalihkan jilatannya kerambut kemaluanku yg telah begitu basah penuh lendir birahi.

“ggaahh.. Buudiii..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung menyertai ledakan kenikmatan yg kurasakan saat lidah Budi melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.

Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Budi berlutut di depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang penisnya yg tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku yg lebih kecil. Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu gebu. Entah mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yg bukan punya suamiku.Oooh begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu sebentar lagi aku akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu birahiku terus mengelegak.

Kupasrahkan diriku ketika Budi membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu Budi menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat kepala penis Budi menembus vaginaku. Agen BandarQ

“Hngk! Besaar..sekalii..Buud..” Walau telah basah berlendir, tak urung penisnya yg demikian besar kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yg belum pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.

Tanpa terburu-buru, Budi kembali menjilati dan menghisap putingku yg masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam liang kenikmatanku tahap demi tahap.

Lidahnya yg kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yg lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yg semakin bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yg menang laki laki perkasa ini benar benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku dan yg timbul adalah rangsangan dahsyat yg membuatku ingin mengarungi permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.

“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. Buudiii.. masukin penismu yg dalaam..!! oouch.. niikmaat.. Bud..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan bentuk penis yg bukan milik suamiku, yg sama sekali baru ..besaar dan perkasaa.., aku merasakan suatu rangsangan yg hebat didalam diriku. Seluruh rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding vaginaku digesek batang penisnya yg keras dan besaar..!

Akhirnya seluruh batang kemaluannya yg kekar besar itu tertelan kedalam lorong kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Budi mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan,

“..oouugghhh.. niikmaat.. Buudiii..!!” aku pun tak kuasa lagi utk tdk merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.

“hh.. sshh.. hh.. Buduu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahygghh..” Budi membalas dengan pertanyaan

“Ohh.. Lunaaa nikmatan mana dengan penis suamimu..?” otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yg luar biasa..! jawabanku benar benar diluar kesadaranku

“Ohh ssh Budiii. penismu besaar sekalii..! jauh lebih nikmaat ..!! Budi makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh,

“..hh..Luna lagi diapain lubang meqimu sama batang penisnya Budi..?” aku bingung menjawabnya,

“Bilang lagi dientot..!” Budi memaksaku utk mengulangnya, tapi dasar aku lagi terombang ambing oleh buaian birahi akupun tdk malu malu lagi mengulangnya

“hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”

Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Budi kembali menari di putingku yg memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang. Penisnya yg dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yg mencengkeram erat.

Bottom Ad [Post Page]

SahabatQQ
| Designed by Colorlib